Bagi para orang tua, sebaiknya mengajarkan edukasi seksual kepada anak sejak kecil. Memang seberapa penting mengenalkan edukasi seksual pada anak? Penting sekali edukasi seksual ini, jika orang tua bingung bagaimana cara menjelaskan tentang seksual kepada anak, karena takut anak akan salah artikan, atau merasa kaku untuk membicarakan seksual dengan anak. Kalian harus simak artikel ini.
Pada Umur Berapa Sebaiknya Perkenalkan Seks Pada Anak?
Bagi para orang tua, mungkin ini salah satu P.R yang cukup sulit untuk dilakukan. Dasarnya karena banyak orang tua masih bingung cara menjelaskan, susunan kata tentang mengajarkan seksual itu kepada anak, bingung bagaimana cara agar mudah dipahami dan di proses oleh anak. Dan bingung pada umur berapa sebaiknya di ajarkan. Ini hal yang wajar. Orang tua jangan lah panik. Jika kalian bingung mau memulai dari mana, mungkin kalian bisa mencoba dengan konsultasikan kepada psikolog atau berkumpul dengan para orang tua lainnya dan berdiskusi solusinya. Agar kalian mendapat saran untuk menghandle kasus seperti ini.
Untuk membahas edukasi seksual kepada anak, sebaiknya kalian coba pelan-pelan menjelaskan kepada anak saat anak memasuki usia pubertas. Yang biasanya pada anak perempuan, mereka mengalami menstruasi pada sekitar usia 10-14 tahun dan pada laki-laki mengalami mimpi basah pada usia sekita 9-13 tahun. Di umur ini orang tua sudah biasa mulai pelan-pelan mengajarkan mengenai edukasi seksual, agar seksual anak bisa terarah.
Apa Saja Yang Perlu Diajarkan Orang Tua Mengenai Seksual Pada Anak?
Orang tua mungkin masih bingung mau mulai dari mana menjelaskannya. Ini wajar, kalian tidak perlu khawatir, para orang tua juga bisa mendiskusikan bagaimana caranya dengan pasangan kalian, orang tua, atau kerabat. Agar mendapatkan banyak sudut pandang. Atau jika orang tua ingin lebih yakin lagi, kalian bisa coba konsultasikan kepada ahli psikologi anak. Agar orang tua bisa menjelaskan secara jelas dan tepat kepada anak, sehingga anak bisa memproses dengan baik maksud anda, dan apa manfaat seksual pada mereka.
- Buat orang tua mungkin masing-masing bisa coba diskusikan kepada anak, misalnya ibu kepada anak perempuan dan ayah kepada anak laki-laki. Ibu bisa menjelaskan mulai dari menstruasi, apa saja yang akan terjadi perubahan pada anak, mulai tumbuh payudara, bulu kemaluan, dll. Cara mengganti pembalut mengatasi nyeri haid, dll. Begitupun dengan ayah. Ayah dapat mengulik tentang mimpi basah kepada anak laki-laki kalian. Mulai jelaskan dan mengarahkan kenapa bisa, perubahan yang terjadi secara fisik maupun psikologi pada anak masa puber. Selain mendidik seksual anak, ini bisa menambah bounding antara orang tua dan anak.
- Orang tua bisa pelan-pelan menjelaskan tentang risiko seksual bebas apalagi jika anak sudah mengalami puber, apa dampaknya. Penyakit seksual. Dan berikan saran-saran yang diperlukan oleh anak untuk terhindar dari seks bebas.
- Ajarkan mengenai apa itu kekerasan seksual, ajarkan jika seseorang mulai melakukan hal yang tidak menyenangkan kepada anak kalian terutama bersangkutan dengan sentuhan fisik dll, itu artinya apa, dan apa yang harus dilakukan. Karena kadang kurangnya edukasi seksual pada anak, sehingga saat anak mengalami pelecehan seksual, mereka takut dan tidak tahu harus menyampaikannya seperti apa.
Seksual bukan hal tabu lagi di kalangan anak muda
Bagi orang tua, tidak usah merasa kaku atau awkward soal membahas seksual pada anak. Dan jangan pernah menyepelekan soal edukasi kepada anak. Karena pada umur-umur anak pubertas, anak akan secara alami mencari atau mengeksplore mengenai seksual apalagi sekarang semua sudah dipermudahkan mencari informasi seputar seks di internet. Jadi orang tua bisa mulai dari sekarang awasi perkembangan seks pada anak, dan coba untuk menjadi teman bertukar pikiran dengan agar anak bisa terarah kembang tubuhnya serta tumbuh kembang seksual mereka.